![]() |
Photo Para Pejuang Keadilan September 2014 sesaat sebelum meninggalkan dunia, memegang tongkat dengan tersenyum kepuasan memastikan gerak langkah menjaga kedaulatan diatas kebenaran |
Seiring berjalannya waktu bangsa indonesia memiliki usia yang cukup matang dalam usia kemerdekaannya. Hampir satu abad mengisi ruang kemerdekaan dari masa orde baru, menjelma menjadi masa reformasi kemudian menjadi negara demokrasi yang tetap berpegang teguh kepada pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika atau yang sering disebut empat pilar bangsa.
Begitu banyak jalan panjang berliku yang dialami oleh ibu pertiwi indonesia, baik dari konflik internal masyarakatnya, juga dari faktor external, belum lagi tekanan politik dari dalam maupun luar negeri.
Dari sekian banyak masalah yang dihadapi bangsa ini hendaknya menjadi pelajaran dan menjadikannya dewasa dalam menyelesaikan banyak persoalan bangsa, yang kemudian jika dipersempit menjadi masalah masyarakat di berbagai daerah dan penjuru negeri ini. Belum lagi timpangnya pembangunan, distribusi bahan pokok, ketersediaan infrastruktur dasar dan ketersediaan lapangan kerja dan keseimbangan akses dan distribusi ilmu pengetahuan. Hal ini semua menjadikan rapuhnya pertahanan negara dan terciptanya konflik-konflik di setiap wilayah, belum lagi keterpihakan aparat penegak hukum dan pemerintah dalam membentengi para cukong-cukong investasi dan kapitalisasi Sumber daya alam, makin menambah histeris isak tangis dan ratapan masyarakat kecil dalam menghadapi gempuran modernisasi.
Beberapa orang yang memiliki kelebihan pengetahuan dan ilmu pendidikan, serta memperoleh kesempatan mengenyam dan menikmati bangku kuliah coba membuat gerakan dan terobosan di wilayahnya masing-masing, agar terciptanya perkuatan masyarakat agar tidak mudah di jadikan objek pelemahan dan menjadi arena dilakukannya politik adu domba dan menanam benih karakter pecundang, yang dengan mudah di bodohi, diancam dan ditakut-takuti jika coba- coba melawan dan menuntut kebenaran.
Jika hal demikian terus dibiarkan ini bisa menjadi bom waktu, yang mana semua orang akhirnya akan mengalami atau tertimpa hal serupa karna saling mengamankan diri sendiri dan keluarganya dibandingkan memilih bersatu dan membuat perlawanan. Akhirnya masa dimana 350 tahun lamanya kita dijajah akan terulang kembali karna kita tidak mau belajar dari sejarah dan pengalaman.
Perlawanan tidaklah harus dengan cara-cara anarkis kita bisa bersama melakukan gerakan yang masif, inovatif dan terukur sesuai wilayahnya masing-masing. Bahwa kita analogikan sebuah rumah, kita yang mengetahui secara pasti setiap sudut ruang dan kerusakan didalamnya, bahkan kita pun dapat memperbaiki atau merenovasi secara tepat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan catatan asalkan kita mau melakukannya. Seorang Ahli atau tukang dari luar pun baru bisa masuk dan tau jika pemilik rumah menjelaskan dan memberikan arahanya, ini sifatnya hanya pendukung fungsi perbaikan saja, tapi sepenuhnya perubahan itu dilakukan dari internal itu sendiri.
Pemuda diperlukan dalam melakukan manuver perjuangan ini, harus berani berdiri di depan dengan gagah berani bak seorang pahlawan maupun jendral perang, walaupung kita tau tidak banyak yang berani mengambil peran ini. Karna di panggung ini nyata sekali resiko yang besar dibalik ketidak pastian kemenangan, namun harusnya bukan menjadi tumbangnya sebuah perjuangan dan malah sembunyi dan pura-pura tidak tau, tapi jadikanlah panggung ibadah dan sebagai pengejawantahan atau aktualisasi diri dari keilmuan dan semangat kepemudaan yang melekat dalam jiwa pemuda.
Singsingkan lengan baju, kepalkan tangan kemuka bangkitkan dan gelorakan suara perjuangan menjaga dan memastikan setiap sudut wilayah negeri ini memperoleh keadilan dan kepastian hukum, maka akan tercipta indonesia kuat dan bermartabat.
kesadaran tanpa aksi bagai bangun tidur malas berdiri, musuh terbesar ada dalam diri kita, bagai memandang pasukan perang di seberang negeri. Kenali dirimu maka engkau akan mengenal siapa tuhanmu. Lakukan jangan tunggu datang keraguanmu, bergeraklah sebelum datang kekakuan langkahmu, mari saling menguatkan dan menjaga solidaritas pemuda penjaga ibu pertiwi (mds2015).