Senin, 30 Juli 2012

Kongres Pemilihan Ketua Umum PPI Malaysia ke-14


Kongres Pemilihan Ketua Umum PPI Malaysia ke-14 
Kuala Lumpur, 29 Juli 2012. 

gambar oleh: mupit datusahlan
Perkumpulan Pelajar Indonesia di Malaysia menyelenggarakan kongres PPIM (Persatuan Pelajar Indonesia di Malaysia) yang ke-14 untuk melakukan pemillihan Ketua umum yang baru (28/07/2012). Peserta Kongres dari seluruh PPI Cabang yang terdaftar di PPI Malaysia baik cabang penuh maupun cabang persiapan. Adapun PPI Cabang yang hadir pada kongres tersebut adalah UKM, UPM, UM, UIA, APIT, HELP, MMU Cyber, KDH, UTP, USM, UUM, UNITAR, UMP, UTM, KUIS, UPSI dan 2 cabang berhalangan hadir (Inti College dan UNIMAP). Walaupun tidak hadir kedua cabang tersebut menyatakan menerima semua hasil kongres. Ketua terpilih untuk periode 2012/2013 ialah Muhamad Yunus, pelajar master teknik mesin di Universiti Teknologi Petronas. Kongres yang dihadiri oleh lebih kurang lima belas delegasi, perwakilan pelajar Indonesia dari berbagai Universitas di Malaysia kali ini berkumpul di Universiti Kebangsaan Malaysia (sebagai tuan rumah pelaksana kongres tahun ini), Bangi, Selangor. 

Zulham Effendi, Ketua Umum periode 2011/2012 yang merupakan kandidat Phd UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) mengaku sangat lega dengan kongres yang berjalan sukses. “Lega rasanya setelah menyebutkan laporan pertanggungjawaban yang telah diamanahkan kepada kami. Saya optimis dengan PPI Malaysia kedepannya,” ucapnya mantap. Zulham berterima kasih atas kehadiran para peserta dan peninjau, serta kerjasama yang diberikan panitia kongres. “ Yang hadir sampai selesainya acara tentu memahami hasil kongres dan memiliki komitmen untuk PPIM kedepannya.” 

Kongres dengan tema ‘PPI Untuk Indonesia’ ini dimulai pada jam 10 pagi dengan dibuka oleh sambutan Ketua Umum PPIM sendiri, Zulham Effendi, yang merangkap jabatan Koordinator PPI seluruh dunia. Setelahnya juga ada sambutan oleh Tuan Rumah Kongres, kemudian dilanjutkan oleh kata sambutan sekaligus peresmian kongres oleh Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur, Prof. Rusdi. 

Setelah memilih tiga orang sebagai presidium sidang, kongres yang dengan lima sidang pleno ini membahas laporan pertanggungjawaban pengurus PPI Malaysia periode 2011-2012. Juga Angaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang memunculkan berbagai diskusi dan perdebatan kecil di kalangan peserta dan peninjau masing-masing delegasi dalam memutuskan beberapa perubahan dan penetapan. 

Di antara masalah itu ialah sumber anggaran PPI Malaysia yang sangat terbatas, sehingga untuk kedepannya kemandirian secara finansial dan pemenuhan dana dalam organisasi amat diharapkan. Seluruh pelajar diharapkan dapat berkontribusi dan menyumbang bantuan kepada permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia yang memiliki permasalahan atau kekurangan bantuan. 

Terbukti telah banyak berbagai LSM yang terlaksana di lapangan baik oleh para pelajar sendiri maupun warga Indonesia bukan pelajar membuat berbagai kegiatan sukarela, seperti salah satunya pelaksanaan pelatihan bahasa Inggris dan komputer untuk para TKI yang bertempat di Es Teler 77, Pasar Seni. Masalah komunikasi dalam berkoordinasi antar PPIM dengan PPI cabang diharapkan dapat lebih baik dengan adanya pemanfaatan media sosial yang telah tersedia pada saat ini. 

Pada pertengahan diskusi disepakati adanya penambahan dua bidang untuk kepemimpinan PPI Malaysia periode selanjutnya. Telah sejak awal kongres ini berjalan secara kondisional dan tidak terikat dengan waktu, dengan mekanisme yang berjalan dengan dinamis serta para perwakilan masing-masing delegasi yang bekerjasama dengan baik pada proses berlangsungnya acara. Kongrespun berjalan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan sejak awal, sehingga petang itu juga proses pemilihan dan pemindahan jabatan Ketua dilaksanakan. 

Muhamad Yunus yang menjabat sebagai Ketua Umum PPI Malaysia yang baru sebagai calon tunggal telah dipilih secara aklamasi sesuai dengan peraturan dan tata tertib yang telah disebutkan sebelum terlaksananya sidang pemilihan. Yunus menyatakan sikap optimis untuk PPIM kedepannya. “Bagaimanapun saya tetap akan membutuhkan bantuan dan kerjasama dari anggota pengurus lainya serta senior yang telah berpengalaman nantinya,” ungkapnya dengan rasa syukur.

Kongres PPI Malaysia ke-14


PPI UMP (Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Malaysia Pahang) yang sebelumnya mendapat undangan sebagai salah satu peserta kongres PPI Malaysia bergegas menuju UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) di Bangi sebagai Tuan rumah kegiatan kongres PPIM (persatuan Pelajar Indonesia Malaysia) ke 14 pada 28-29 july 2012, berangkat pada pukul 6.30 dan tiba di lokasi acara pada pukul 9.30.
Kongres PPIM (persatuan Pejar Indonesia Malaysia) ke-14 yang di hadiri oleh 15 (lima Belas) cabang dari 25 cabang PPI Malaysia yang ada. Dari masing-masing cabang mengirimkan 2 orang peserta peninjau dan 2 orang peserta penuh dalam kongres tersebut, menjadikan kongres PPIM ke 14 di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) bangi erat dengan ajang silaturahmi dan perkenalan atar pelajar indonesia di Malaysia.
Delegasia PPI UMP yang berjumlah 2 orang yakni Mupit Datusahlan dan Irma Nurfitri yang di percaya memabwa mandat dari ketua PPI UMP yang tidak dapat hadir dalam kegiatan tersebut. Sesampainya disana langsung melakukan regestrasi dan mengikuti kegiatan kongres tersebut hingga acara selesai.
Sambutan panitia yang disampaikan oleh Dr. Zulham yamamutu menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai kegiatan yang sangat penting dan menjadi sejarah untuk UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia) karna mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan kongres PPIM (persatuan Pelajar Indonesia Malaysia) yang ke 14 di kampus Bangi. Dr. Zulham effendi sebagai ketua PPIM dan PPI Dunia menyapaikan sambutannya kepada peserta kongres dan kepada KBRI Indonesia di Malaysia yang selama ini telah men-suport dalam kegiatan-kegiatan PPIM (Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia). berbagai manuver pencapaian dan hambatan yang di alami selama memimpin PPIM juga disampaikannya secara detail dan mendapat apresiasi yang begitu meriah dari peserta kongres dan KBRI yang di hadiri oleh bapak Prof. Dr Zulkifli, P.hd sebagai Atase Pendidikan di Malaysia untuk Indonesia.
Prof zulkifli dalam kesempatannya ketika memberikan kata sambutan beliau menyampaikan  informasi bahwa “perubahan yang di lakukan oleh perguruan tinggi di Malaysia dari naiknya tution fee, biaya hostel dan minimnya grand research yang di berikan kepada student”, menjadi alasan dan problem tersendiri yang mengakibatkan berkurangnya jumlah mahasiswa Indonesia yang ada di Malaysia. saat ini, di perkirakan student Indonesia di Malaysia berjumlah sekitar 14 ribu yang tersebar seluruh perguruan tinggi negri dan swasta di Malaysia. Bliau juga memberikan arahan agar dalam pelaksanaan kongres nantinya berjalan dalam suasana semangat kekeluargaan kebersamaan dan harus mengacu kepada “Agaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART)” PPIM serta berjalan dengan demokratis.
Atase pendidikan yang saat ini dipimpinya sebagai bagian dari tugas beliau untuk terus mendukung dan mensuport para pelajar Indonesia di Malaysia sangat berharap agar nantinya para pelajar lahir menjadi pemimpin bangsa yang handal dan memiliki kredibelitas dan tanggung jawab yang tinggi serta segera kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studynya di Malaysia.
Beliau juga menyampaikan dari 2.6 (dua koma enam) juta rakyat Indonesia di Malaysia terdapat sekitar 5000 (lima ribu) lebih anak Indonesia yang berada di tengah-tengah lading sawit yang sampai saat ini belum terjangkau pendidikan. Dalam sambutanya tersebut beliau berharap bahwa PPI-Malaysia sebagai kaum intelektual dapat bersama-sama Atase Pendidikan KBRI memberikan pendidikan dalam program-program yang di lahirkan oleh kepengurusan yang baru. Beliau juga menambahkan agar seluruh PPI cabang  di Malaysia dapat menjalankan program yang akan di support secara penuh oleh KBRI Malaysia yakni program “pelatihan bahasa Indonesia untuk student asing di Malaysia dan Pelatihan seni dan kebudayaan Indonesia”. Beliau berkeinginan nantinya pada tahun 2013 sudah dapat dilaksanakan lomba debat bahasa Indonesia untuk student asing di Malaysia.
Prof rusli memberikan motivasi kepada seluruh peserta dan memberikan pesan agar persatuan yang sudah terbina agar lebih ditingkatkan dan terus memebrikan yang terbaik buat bangsa Indonesia, karna kata beliau “student” bukan lagi menjadi diri sendiri, ataupun sebagai wakil dari kampung tempat tinggalnya, daerahnya dan provinsinya, tetapi ketika berada di luar negeri Pelajar menjadi duta bangsa Indonesia di luar negri. Lanjutnya, pelajar Indonesia kiranya dapat menjaga nama baik pribadi dan bangsa Indonesia, ketika menutup kata sambutanya. dan Setelah itu di lanjutkan dengan sesi foto bersama.

Oleh: Mupit Datusahlan

Selasa, 24 Juli 2012

Puasa di Negri Jiran Malaysia



BERBEDA, satu kata yang sangat tepat untuk mengekspresikan sekaligus mengungkapkan pengalaman Ramadhan yang harus saya rasakan untuk pertama kalinya di negeri jiran Malaysia tahun 2012 ini.
Tanggungjawab sebagai mahasiswa pada program magister (S2) di Universitas Malaysia Pahang (UMP) membuat saya harus melewati hari-hari puasa jauh dari sanak keluarga. Mimpi menjadi orang yang berguna bagi bangsa mengalahkan egoisme pribadi untuk bisa selalu dekat dengan keluarga di setiap Ramadhan.
Pengalaman berpuasa seorang sendiri bukanlah pertama kali kurasakan. Sejak 2006, hal ini sudah biasa ku lewati. Tapi kali ini benar-benar beda. Budaya Malaysia berbeda dengan Indonesia. Boleh kita satu rumpun melayu, bahkan agama kita pun sama, yakni Islam. Faktanya budaya dalam melaksanakan puasa memang kurasa sangat jauh berbeda.
Tak perlu membandingkan Malaysia dengan Indoensia, masing-masing daerah di Indonesia saja memiliki keanekaragaman budaya yang berbeda dalam menyambut kehariran bulan penuh berkah ini.
Hingar bingar nuansa Ramadhan yang biasa kita dengar melalui media massa baik televisi, radio, maupun surat kabar, kini kurang kurasakan. Bahkan aku pun harus merasakan tinggal di lingkungan yang kurang dalam hal menunjukkan aura Ramadhan, berbeda seperti kurasakan di Samarinda yang setiap menitnya penuh dengan puji-pujian terhadap kehadiran bulan Ramadhan.
Ya, puasa kali ini adalah pengalaman pertama di Negara berjuluk Harimau Malaya ini. Harus merasakan jauh dari berbagai kebiasaan keluarga. Bahkan jauh dari sahabat karib yang jerap usil saat membangunkan sahur.

Berbagai aktivitas dan rutinitas pendidikan di kampus tetap menjadi hal yang wajib dilakukan dan tak boleh ditinggalkan, meskipun saat ini adalah waktunya libur  bagi mahasiswa di Malaysia. Berkejar-kejaran dengan batas waktu maksimal pendidikan selama 6 semester atau 3 tahun, membuat hari-hari di bulan puasa ini sedikit memiliki nuansa berbeda.
Belum lagi kondisi Pahang yang bukan merupakan kota besar di Malaysia. Jauh dari hingar bingar Kuala Lumpur. Menyebabkan minimnya variasi menu berbuka maupun sahur yang diperdagangkan para penjual makanan.
Jauh berbeda dengan kondisi di Indonesia. Ramadhan benar-benar menjadi bulan penuh berkah bagi pedagang makanan dan minuman. berbagai menu tradisional hingga moederen tersedia dengan berbagai variasi. Bahkan sudah menjadi rahasia umum bagi para pemburu kuliner Ramadhan, keberadaan pasar Ramadhan pada jam-jam tertentu ternyata memberikan harga yang sangat murah.
(Oleh: mupit Datusahlan)

Terus lah Bermimpi


TENTU kita tidak asing dengan novel Sang Pemimpi, karya Andrea Hirata. Novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yang diterbitkan pada medio Juli 2006. Novel ini secara tak langsung telah memengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia, terutama percaya akan kekuatan mimpi.
Novel best seller yang juga telah di buatkan sekuel film-nya ini menggambarkan sosok pemimpi bernama Ikal dan Arai, anak kampung di wilayah terpencil bernama Belitong. Dengan mimpi lah mereka memulai hidup, dengan mimpi itu pula lah mereka mampu melanjutkan pendidikan hingga ke Eropa. Meraih cita-cita yang hampir mustahil didapatkan warga kurang mampu.
Tidur tanpa mimpi, bagai sayur tanpa garam, hambar rasanya. Begitu pula hidup, jika tidak berani bermimpi, maka hidup akan terasa datar, tanpa tantangan. Tidak akan ada yang melarang seorang menjadi pemimpi. Tetapi apakah hanya cukup dengan menjadi pemimpi?
Ikal dan Arai, dua tokoh dalam novel Sang Pemimpi ini sangat tepat untuk menggambarkan sosok Mupit Datusahlan. Anak kampung dari sebuah desa transmigrasi bernama Kampung Labanan Makmur, di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Keluarganya tergolong kurang mampu, membuat kata ‘mimpi’ menjadi hal lumrah baginya.
‘Jangan pernah berhenti bermimpi untuk meraih cita-cita yang kita inginkan’, menjadi motto yang terus dipegangnya hingga kini. Tak hanya bermimpi, ia buktikan hal tersebut dengan kerja keras. Sebagai pelajar, cara yang ia rasa paling tepat, yakni terus belajar dan menimba ilmu.
Agustus 2006, menjadi awal dari langkah Mupit untuk meraih cita-citanya. Memberanikan diri keluar dari kampung halaman untuk menimba ilmu yang lebih tinggi dalam upaya meraih cita-cita, ia pilih sebagai jalan hidup.
Diiringi tangis kedua orangtua dan saudara, Mupit meyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja selama di Samarinda untuk menggapai cita-citanya. Jurusan Biologi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Mulawarman menjadi tujuannya.
Pembuktian bahwa ia baik-baik saja diwujudkannya dengan meraih gelar sarjana tahun 2011. Tapi itu belum cukup untuk membuatnya kembali ke kampung halaman. Ia merasa gelar Sarjana Science itu belum membuktikan bahwa ia patut dibanggakan kedua orangtuanya.
Meski belum menerima ijazah dan menunggu wisuda, Mupit mencoba keberuntungan dengan mencari pekerjaan yang dirasa sesuai bakatnya. Berbekal ilmu dan kecakapan yang dimilikinya, Pekerjaan itu tak sulit diperolehnya. Satu posisi pada perusahaan swasta di bidang konsultan lingkungan segera ia dapat.
Meski telah mendapat pekerjaan, ternyata hal itu belum membuat sosok lelaki ini bangga. Mupit masih memiliki banyak mimpi di usianya yang relatif muda. Tak lama, ia memutuskan untuk mengikuti pembukaan Beasiswa Kaltim Cemerlang yang digelontorkan Pemprov Kaltim. Targetnya, kuliah pada program magister di Malaysia.
Mimpinya tidak terlalu muluk-muluk. Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri. Karena itu, semua peluang yang ada akan diikutinya. Berbagai tes diikutinya, dari tes potensi akademik, psikotes, kemampuan Bahasa Inggris, hingga wawancara.
Berani ‘mimpi’ itu bukan hanya sekadar slogan baginya. Mimpi itu dibuktikan dengan belajar keras dan cerdas. Beasiswa Kaltim Cemerlang telah diperolehnya. Kini ia telah 11 bulan mengikuti pendidikan program magister di Universiti Malaysia Pahang.
“Mimpi itu belum berakhir kawan,” ucapnya. Mengisyaratkan jika dirinya masih akan terus berjuang hingga titel Master of Science diperolehnya. Tapi Mupit boleh berbangga, sebab dengan berani bermimpi itulah ia kini dapat merasakan pendidikan di luar negeri.
“Tak mudah menggapai mimpi itu,” tambah Mupit. Banyak ujian yang harus ia lewati. Seleksi ketat dan harus bersaing dengan ribuan orang untuk mendapatkan Beasiswa Kaltim Cemerlang membuatnya harus mempersiapkan diri secara matang. “Saya terus mencoba dan melakukan yang saya bisa. Memang terkadang rasa minder itu datang karena banyak saingan,” bebernya.
PEMBUKTIAN KEILMUAN
Dengan background keilmuan yang dimilikinya, Mupit ingin menunjukkan bahwa dirinya eksis. Tak hanya di Indonesia, di Malaysia pun ia berusaha agar ilmu yang dimilikinya dapat bermanfaat dan dapat diterapkan.
Program 1 River 1 Malaysia yang digelontorkan kerajaan Malaysia, kini telah menjadi garapannya. Mupit menjadi bagian dari tim yang menangani sungai di kawasan Negara Bagian Pahang, Malaysia.
“Hasil akhir dari program ini adalah menjadikan sungai-sungai di negara bagian Pahang, Malaysia, menjadi kelas 1 sampai 2, dari kelas awal sungai yang rata-rata termasuk kelas 3, 4, dan 5,” ungkapnya.
Target akhirnya, yakni mendesain dan mewujudkan sungai di Pahang menjadi sungai yang bersih dan memberikan banyak manfaat. Apalagi masyarakat Malaysia diakuinya memiliki kepedulian yang cukup besar dalam ketersediaan air bersih dan tata kelola lingkungan.
Mupit mengaku cukup sedih jika membandingkan kondisi tersebut dengan fakta yang terjadi di Indonesia secara umum, termasuk Kaltim. Ia melihat banyak sungai yang telah tercemar oleh berbagai aktifitas industri hingga masyarakat.
Tapi Mupit mengaku tidak akan menyerah dengan kondisi yang terjadi di Kaltim. Ia kini bermimpi segera menyelesaikan pendidikannya di Malaysia dan kembali ke Kaltim untuk turut berkontribusi dalam melakukan perubahan.


(oleh: Mupit & ACT)

Senin, 09 Juli 2012


Jembatan Galing River in The Malaysia


Motoris From Borneo In River Balok

Take Water Sampling In Malaysia

Eating With Prof Rofilde Hasidungan in the Parede in the kuantan

Kondangan In Batu 8, Pahang

Senja Dibatas Taman Kota

Sore indah di Sungai Kuantan

Makam Raja-raja Pahang

Meratapi masa kecilku dulu tiada mainan seperti ini


Kamis, 17 Mei 2012


1.000 Pohon Ditanam di Perbatasan Indonesia-Malaysia
1.000 Pohon Ditanam di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Nunukan  (ANTARA News Kaltim) - Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 menanam 1.000 pohon di perbatasan Indonesia-Malaysia tepatnya di Panamas Kelurahan Mansapa Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.

"Pohon yang ditanam itu, terdiri dari jeruk manis antipenyakit yang dibudidayakan oleh Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Nunukan," kata Kepala Dispertanak Kabupaten Nunukan, Yopie W Wowor, di Nunukan, Rabu. 

Menurut dia, pohon jeruk itu akan dibagikan kepada kelompok-kelompok tani yang berminat untuk membudidayakannya. 

Wakil Komandan (Wadan) Sub Koordinator Wilayah (Koorwil) 5 Kabupaten Nunukan, Mayor Inf Achiruddin, mengatakan, tujuan penanaman pohon ini bisa menghijaukan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan. 

Dan kegiatan ini merupakan salah satu program dari tim ekspedisi khatulistiwa 2012 pada bidang komunikasi sosial (komsos). 

"Penanaman pohon ini merupakan salah satu program tim ekspedisi untuk menghijaukan wilayah perbatasan," katanya.

Tujuan kedua yang hendak dicapai melalui penanaman pohon ini adalah tim ekspedisi berupaya membantu masyarakat perbatasan agar kesejahteraan hidupnya menjadi lebih baik. 

Makanya, pohon yang ditanam pada kegiatan penghijauan ini adalah jeruk. Karena jeruk memiliki nilai ekonomi, sehingga dapat memperbaiki penghidupan masyarakat Kabupaten Nunukan. 

Menurut Achiruddin, selain tanaman budidaya, jeruk juga dapat dija dikan sebagai pohon penghijauan. Secara ekonomis, tentunya membantu para petani khususnya yang tergabung melalui kelompok-kelompok tani. 

Setelah penanaman pohon jeruk ini, diharapkan dapat dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat petani. Apabila setelah ditanam tidak dipelihara, tentunya akan mubazir saja, ujar Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Eksepdisi Khatulistiwa 2012, Kapten Marinir Mardiono, di lokasi penanaman ohon di Kelurahan Mansapa Kecamatan Nunukan Selatan Kabupaten Nunukan, Rabu.


Warga Berau Dapat Beasiswa "Australian Development Scholarship"

Oleh: Helda Mildiana

Warga Berau Dapat Beasiswa
Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Asri (kanan), salah satu staf Sub Bagian Perencanaan RSUD Abdul Rivai dan juga penyiar Radio RSPD Kabupaten Berau berhasil meraih beasiswa S2 dari Australian Development Scholarship (ADS) 2012 dari Pemerintah Australia. (Helda Mildiana/ANTARA)
Tanjung Redeb  (ANTARA News Kaltim) - Asri, salah satu staf Sub Bagian Perencanaan RSUD Abdul Rivai dan juga penyiar Radio RSPD Kabupaten Berau berhasil meraih beasiswa S2 dari Australian Development Scholarship (ADS) 2012 dari Pemerintah Australia.

"Ini sebuah kesempatan yang betul-betul saya akan manfaatkan dengan baik. ADS adalah program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Australia melalui AusAID untuk program studi S2 dan S3," katanya di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, Kamis.

Asri mampu berkompetisi dengan sekitar 5 ribu warga negara Indonesia untuk meraih beasiswa program S2. Dari 5 ribu peserta, hanya 400 orang yang terpilih mendapat beasiswa dan Asri menjadi salah satu yang beruntung dari Berau.

"Alhamdullilah, saya mampu meraihnya meski tantangannya harus bersaing ketat dengan peserta seluruh Indonesia," kata Sarjana Teknik lulusan Universita 45 Makassar itu.

Penasehat Yayasan Komunitas Pelajar Indonesia itu menambahkan, Pre Depature Training (PDT) dan studi master program S2 Australia merupakan program kemitraan pemerintah Australia dengan Indonesia.

Sedangkan untuk PDT akan berlangsung Juni sampai Maret selama 9 bulan di Indonesian Australia Language Foundation (IALF) di Bali.

Setelah usai mengikuti selama 9 bulan, baru akan diberangkatkan menuju Australia tepatnya di Brisbane untuk menjalani pendidikan S2 selama dua tahun.

Asri memilih bidang Sustainable Growth and Economic Management dengan program studi Air dan Sanitasi. Ia beralasan kondisi Kabupaten Berau dan lingkup daerahnya mayoritas dikelilingi air dan menurutnya sanitasi adalah salah satu yang sangat penting untuk kesehatan melalui air minum yang dikonsumsi sehari-hari.

"Ini yang mendorong saya untuk mengambil program tersebut," kata Asri yang juga Ketua Komunitas Berau Cinta Lingkungan.

Harapannya, apa yang diraih tersebut dapat dukungan dari pemerintah Kabupaten Berau, salah satunya dengan memberikan izin belajar untuk mengikuti pendidikan selama dua tahun, bahkan setelah meraih gelar tersebut dirinya berjanji akan meimplementasikan di dalam daerah mendukung program pemerintah untuk sistem dan tata kelola air dan kesehatan lingkungan. (*)
Sumber : http://www.antarakaltim.com

Selasa, 08 Mei 2012


1. Sumber Daya Manusia

Picture
            Kampung Labanan Makmur memiliki jumlah penduduk 2164 jiwa dari data dasar pofil kampung Labanan Makmurt ahun 2009. terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 1274 jiwa dan perempuan berjumlah 890 jiwa dengan 707 kepala keluarga. Penduduk kampung Labanan Makmur terdiri dari berbagai suku antara lain suku Jawa,  Lombok, Sunda, Bugis, Madura, Banjar/berau. Kampung Labanan Makmur merupakan salah satu kampung transmigrasi yang awal berdirinya kampung pada tahun 1985 dengan awal transmigrasi pada tahun 1982.            Mata pencaharian penduduk Kampung Labanan Makmur mayoritas adalah petani dengan jumlah petani sebanyak 215 orang sedangkan yang lainya bekerja buruh tani sebanyak 84 orang, montir 4 orang, Pegawai negri sipil (PNS) sebanyak 198 orang,  nelayan sebanyak 1 orang, dokter sebanyak 3 orang, pedagang sebanyak 21 orang, peternak 8 orang, di sector pertambangan sebagai buruh/swasta sebanyak 228 orang  (Data Dasar Profil Kampung Labanan Makmur Tahun 2010).        Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di kampung labanan makmur, yang memiliki mata pencaharian sebagai peternak lebih dominan. Kampung Labanan Makmur memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang rendah. Ditandai dengan banyaknya yang belum sekolah/tidak sekolah. jumlah penduduk Kampung Labanan Makmur berdasarkan tingkat pendidikan jumlah yang tidak sekolah/belum sekolah lebih banyak dari yang lainnya. Ini disebabkan karena tingkat perekonomian yang sulit dan keterbatasan biaya serta minat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi masih kurang karena langsung ingin bekerja saja. sedangkan untuk penduduk yang belum sekolah disebabkan oleh usia yang belum cukup yaitu masih balita.          Mayoritas penduduk Kampung Labanan Makmur beragama Islam, sedangkan yang lainnya adalah pemeluk agama Kristen Protestan dan Khatolik. Di Kampung Labanan Makmur terdapat sarana ibadah yaitu Mesjid/mushola/surau sebanyak 8 buah, gereja sebanyak 2 buah, jumlah kitab suci yang di miliki pemeluk agama islam sebanyak 584 Al-quraan, kitab suci yang dimiliki pemeluk agama Kristen sebanyak 13 injil . Komunikasi toleransi antar umat beragama Kampung Labanan Makmur ini pun berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari mereka yang saling hormat menghormati antar sesama agama. Untuk lebih jelasnya komposisi penduduk Kampung Labanan makmur .                Kampung Labanan Makmur merupakan daerah yang heterogen, hal ini dikarenakan di Kampung Labanan Makmur merupakan penduduk transmigrasi  yang berasal dari pulau jawa,NTB,madura dan sulawesi, selebihnya suku asli banjarberau.adapun suku-suku yang ada di kampung Labanan Makmur yaitu jawa,lombok,sunda,bugis,madura, dan banjarberau Mereka hidup berdampingan saling menghargai dan saling tolong menelong kegotong-royongan pun masih sangat tinggi  sehingga tercapainya kehidupan yang aman dan tentram dalam kehidupan bermasyarakat antar sesama penduduk.

2. Sumber Daya Alam

        Kampung Labanan Makmur mempunyai luas wilayah 5769,6 Ha. Keadaan tanah Kampung Labanan Makmur terdiri dari bukit dan bergelombang. Dengan pola penggunaan lahan meliputi sawah dan ladang, pemukiman, perkebunan, bangunan umum dan sebagainya. Penduduk di daerah Padang rumput/lading gembalaan di Kampung Labanan Makmur lebih banyak. Ini dikarenakan komposisi penduduk masih sedikit sehingga masih banyak lahan yang ada di Kampung Labanan Makmur masih berupa padang rumput/Ladang gembalaaan. Di Kampung Labanan Makmur terdapat areal pertanian seluas 206,80 Ha. Dengan jumlah pemilik tanah sawah 52 orang dan pemilik tanah lading 335 orang Usaha pertanian masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan ladang tadah hujan. Penggarapan areal perladangan dengan membuka lahan hutan. Kampung Labanan Makmur mempunyai areal perkebuanan rakyat seluas kurang lebih 66.30 Ha. Dimana perkebuanan tersebut ditanami dengan tanaman kelapa, kopi, kakao, karet, pisang, mangga, rambutan, jeruk dan durian dan tanaman lainnya. Jenis ternak yang dipelihara masyarakat berupa ayam buras, Kambing,ayam ras, kambing,itik,angsa, dan sapi.        Kampung Labanan Makmur masih belum memadai dalam hal transportasi, karena kurangnya angkutan pedesaaan yang menuju kantor Kampung Labanan Makmur. Itu disebabkan jalan yang rusak, belum di aspal dan licin ketika hujan. Sarana informasi dan komunikasi di Kampung Labanan Makmur sudah tersedia dengan baik, dengan sudah masuknya jaringan untuk telepon seluler. di Kampung Labanan Makmur juga sudah cukup lengkap dengan adanya tape dan televisi dan adanya kantor pos yang ada di Kampug Labanan Makmur . Kampung Labanan Makmur mempunyai 1 buah lapangan bola, 1 buah gedung olah raga, 2 buah lapangan voly, lapangan bulu tangkis 2 buah. Dengan adanya fasilitas olahraga maka penduduk dapat melakukan kegiatan olahraga setiap hari. Di KAampung Labanan Makmur terdapat kantor 1 buah kantor Kepala Kampung yang terletak di Jl Mojo, 1 buah gedung posyandu dan 1 buah gedung PKK. Dimana keberadaannya tersebut sangat membantu dalam pembangunan agar Kampung Labanan Makmur tersebut dapat maju dan sejahtera.            Di Kampung Labanan makmur ini terdapat 2 sarana pendidikan yang terdiri dari SD 1 buah, MTS 1 buah, dengan kondisi serta fasilitas pendidikan untuk sekolah dasar yang sudah cukup memadai walaupun jumlah ruang yang masih kurang terutama untuk perpustakaan, sedangkan untuk kondisi dan fasilitas pendidikan Mts labanan masih sangat kurang dalam hal ruang kelas, fasilitas pendidikan perpustakaan dan sebagainyaselain itu karena mts ini baru di bangun secara swadaya sehigga masih terkendala oleh masalah dana.ditambah lagi untuk sekolah-sekolah yang ada di kampung labanan makmur mebutuhkan perhatian pemerintah khususnya dinas pendidikan untuk membantu peningkatan pendidikan, melalui peningkatan sarana dan penambahahn fasilitas yang lainnya serta penambahan jumlah guru yang dirasakan sangat penting serta fasilitas penunjang lainnya. Penduduk kampung Labanan Makmur tergolong masyarakat yang memiliki kesadaran terhadap pendidikan masih rendah , terbukti ketika ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan dan bekerjasama dengan guru untuk memonitoring perkembangan pendidikan anak mereka kurang tanggap sehingga menjadikan beban guru untuk mendidik dan mengajar menjadi lebih berat yang berakibat pada tingkat kemajuaan nilai hasil belajar sangat rendah. Dari Sarana Pendidikan yang ada, kami membantu dalam hal tenaga pengajar di SDN 012 Kampung Labanan Makmur dan Mts Labanan makmur. Di sekolah tersebut masih kekurangan tenaga pengajar dan ruang kelas.            Di Kampung Labanan Makmur ini terdapat 10 rumah ibadah yang, Pura 1 buah . terdiri dari Mesjid 2 bua dan Musholla 6 buah. sarana kesehatan di Kampung Labanan Makmur terdapat 1 buah puskesmas. Sarana dan prasarana yang ada di puskesmas sudah cukup memadai, dan dibantu oleh kegiatan posyandu Balita dan Lansia yang dilakukan disetiap 1 bulan sekali pada tanggal 19 dan 23, dan 1 buah Polindes. Sarana jalan dan jembatan di Kampung Labanan Makmur masih belum memadai, karena jalan yang belum di aspal dan ada jalan yang rusak dan hancur, sedangkan jembatannya juga dalam keadaan yag memadai serta gorong-gorong yang masih kurang. Di Kampung Labanan Makmur terdapat 1 buah Koperasi Unit Desa (KUD),kelompok tani, usaha pembuatan tahu 2 buah, Usaha pembuatan tempe 3 buah,pembuatan kripik pisang 5 buah,pengawetan buah sebanyak 5 buah,pembuatan emping belinjo 1 buah, pembuatan roti 10 buah, pembuatan oncom 1 buah, pembuatan bakso 1 buah, manisan buah 10 buah, 1 buah bengkel motor, 5 buah tempat peternakan ayam dan Toko/Kios/Warung kelontongan ada sebanyak kurang lebih 10 buah, dimana warung ini sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari warga, sehingga warga tidak perlu jauh-jauh untuk berbelanja, harga yang di tawarkan juga tidak jauh berbeda dengan harga di pasar.

3. Pendidikan Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup

Picture
    Di Kampung Labanan Makmur ini terdapat 2 sarana pendidikan formal yang terdiri dari SD 1 buah, MTS 1 buah. Sedangkan untuk pendidikan informal terdapat bimbingan belajar disekolah ataupun dirumah-rumah yang dilakukan setelah pulang sekolah. Selain itu juga adanya kegiatan pembinaan olahraga seperti taekwondo dan pencak silat setia hati serta kegiatan pramuka, pembinaan sepakbola, volly dan bulu tangkis            Jenis penyakit yang sering di derita masyarakat Kampung Labanan makmurYaitu penyakit Diare, dikarenakan kurangnya kesadaran dari warga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya. Penyakit Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di sebabkan oleh keadaan cuaca dan debu dari jalan tanah yang belum di aspal.
Kebersihan lingkungan sangat penting, karena dengan lingkungan yang bersih maka terhindar dari gangguan penyakit, di Kampung Labanan makmur kebersihan lingkungannya kurang terjaga, dikarenakan warga yang tidak sempat memperhatikan rumah sekitarnya hanya fokus pada pekerjaan saja.
                Di Kampung Labanan Makmur dimana kelestarian sumberdaya alam meliputi kehutanan dengan hasil alam berupa pertanian dan perkebunan dengan hasil alam berupa : Kopi 12,36 Ha, kelapa 10,99 Ha, Karet 15,53 Ha, Kakao 7,47 Ha, Pisang,mangga,jeruk,durian,rambutan dll, kelestariannya masih terjaga, terpelihara karena adanya kesadaran akan pentingnya kelestarian alam bagi kelangsungan hidup masyakakat setempat. Hal ini ditunjukan dengan diadakannya kegiatan gotong-royong antar warga untuk membersihkan, merawat kebun-kebun/ladang –ladang mereka.           Masyarakat Kampung Labanan makmur memilik apresiasi budaya yang masih tinggi, sehingga banyak kesenian dan budaya yang menyangkut keaslian adat-istiadat dari masyarakat setempat. Mengingat masyarakat yang tinggal Kampung Labanan Makmur, yang kebanyakan sudah melupakan adat-istiadat, maka sudah seharusnya organisasi kesenian yang terdapat di kelurahan ini membangun kembali tradisi yang ada. Tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Jadi organisasi kesenian yang ada bersifat vacum, tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan tidak adanya dana bagi organisasi tersebut, di samping itu juga tidak adanya lagi anak-anak muda yang mau melestarikan atau melanjutkan tradisi leluhur yang ada.

Kawasan Hutan Konserfasi Sungai Kelai

Sungai Kelai
Labanan Forest

Kawasan Labanan Adalah sebuah kampung yang terdiri dari kampung labanan Makmur, Labanan Jaya dan Labanan Makarti, berada di kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Indonesia, kawasan ini adalah kampung Transmigrasi yang berdiri pada tahun 1983 berawal dari areal PT. Suaran, perusahaan ini bergerak di bidang kehutanan dengan eksploitasi kayu log, karna kawasan ini menjadi gundul dan tandus munculah ide pada saat itu pemerintah daerah bersama dengan compeny membuat MoU untuk mendirikan dan mengirim masyarakat jawa untuk bertransmigrasi di kawasan ini, pada saat itu tak banyak orang yang mampu bertahan karna tanahnya yang tandus dan sumber pencaharian di sekitar yang tak lagi dapat mendukung keberlangsungan hidup, sebagian masyarakat meninggalkan transmigrasi dan pulang ke pulau jawa, namun tak jarang pula yang terus bertahan hingga sekarang.

Labanan telah banyak berubah dulunya daerah terpencil kini telah menjadi daerah yang gelagat pembangunannya semakin pesat karna banyak sektor yang mendukungnya, masyarakat yang dulu hanya bercocok tanam kini sudah banyak berwirausaha, di sektor pertanian Labanan mampu menyumbang dan memasok kebutuhan sumber pangan di kabupaten Berau, dan dari sumber hasil sayur-mayur serta buah-buahan juga mampu menyumbang 30% dari kebutuhan masyarakat Berau, kini Labanan di gempur dengan Pertambangan batubara, tidak tanggung-tanggung kawasan transmigrasi ini hampir semua masyarakatnya menjadi beralih ke sektor pertambangan, kawasan ini pun banyak mendatangkan problem masalah lingkungan, dari sekian banyak pertambangan yang beroprasi hampir semua berada di jalur arah menuju ibukota kabupaten tepatnya di areal kawasan Lamin, yaitu 10 km dari pusat Labanan.

Labanan juga saat ini menjadi pelabuhan (CPO) Cruid paml Oil yang berasal dari daerah perkebunan kelapa sawit Wahau, kutai timur. labanan sendiri juga mengembangkan perkebunan karet, kelapa sawit dan juga kakao (coklat) untuk mengimbangi laju kebutuhan akan persaingan perkebunan dan pertanian. 

Labanan memiliki pusat-pusat pendidikan yang lengkap dari tingkat Paud, Tk, SD, SMP dan SMA maupun sederajat, labanan juga memiliki Pesantren guna menyeimbangkan pendidikan formal dan non formal, labanan saat ini menjadi perhatian serius oleh pemerintah daerah, propinsi maupun pusat, karna labanan menjadi KTM, Kampung Transmigrasi Mandiri mendapat kucuran dana yang sangat besar, labanan yang saat ini memiliki pangkalan militer Yonif Armed dan dekat dengan kawasan hutan konserfasi menjadi pilihan tersendiri bagi banyak pihak yang ingin menetap di daerah ini. 

Begitu berkembangnya kampung labanan kelak dapat menjadi kota baru untuk menghubungkan kawasan-kawasan terpencil lainya, menjadikanya sebagai pusat sanggahan ekonomi maupun kegiatan lainnya.

by. Mupit  

Senin, 07 Mei 2012

Pembentukan KTM Masuk Tahapan DED Dapat Kucuran APBN Rp 20 M


TANJUNG REDEB - Desa Labanan, Kecamatan Teluk Bayur yang bakal diproyeksikan sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM) kini mulai masuk tahapan penyusunan Detail Enginering Design (DED). Direncanakan penyusunan DED tersebut akan selesai pada 2010 mendatang.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaketran) Berau Armyn Zulkiflie mengatakan, dibentuknya KTM di Labanan itu diyakini sangat strategis untuk mengubah kawasan tersebut menjadi lebih maju dalam pengembangan transmigrasi, atau menjadi sebuah kota baru berkonsep terpadu mandiri.

“Tidak lama lagi kita akan masuk tahap penyusunan DED. Saat ini masih dalam tahap penyelesaian master plan yang diperkirakan akan selesai akhir 2009,” ujarnya kemarin.

Dalam penyusunan master plan, berfokus pada pembangunan infrasruktur dasar, baik penataan lokasi kota, pembangunan listrik, jalan, dan penyediaan air bersih. Sedangkan untuk penyusunan DED, Armyn mengatakan, setidaknya terdapat 12  item pembangunan untuk mendukung pembentukan KTM, di antaranya pengembangan kawasan boulevard, pembangunan tugu atau gapura, pos jaga, pasar, terminal, jalan lingkungan, puskesmas induk, maupun rumah pintar atau perpustakaan.

Dia juga mengatakan, pengembangan KTM itu juga mendapat dukungan dari salah satu investor perkebunan. Investor tersebut siap membantu pemerintah dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) bagi warga Labanan. Untuk melaksanakan program KTM itu, Berau bakal dapat gelontoran dana dari APBN senilai Rp 20 miliar untuk pembangunan tahap pertama dari rencana Rp 50 miliar.

“Pembangunan KTM ini diperkirakan memakan waktu hingga 15 tahun. Ini harus bertahap, karena dana pengembangan KTM membutuhkan dana ratusan miliar dari pusat dan daerah, maupun pihak swasta,” jelasnya.

Armyn menjelaskan,  sejauh ini pemkab telah melakukan persiapan pengembangan lahan. Program KTM itu merupakan model pengembangan wilayah menjadi kota baru, bakal dipercepat lewat penataan kawasan transmigrasi berkonsep KTM. Untuk memenuhi konsep itu, perlu dipenuhi beberapa persyaratan, di antaranya memiliki potensi unggulan, usaha penunjang, dan potensi investasi yang mampu mendukung laju percepatan pembangunan dan perekonomian warga transmigrasi.

Banyak hal diuntungkan dengan dimasukkannya wilayah transmigrasi menjadi KTM, salah satunya akan berkembangnya perekonomian warga dengan tersedianya berbagai sarana dan prasarana, seperti yang dirasakan di ibukota kabupaten, baik air bersih, listrik, jalan yang memadai hingga meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.

Selain itu, akan menarik banyak investor yang akan masuk. Kenyamanan apa yang dirasakan warga jika KTM itu sudah terbentuk? Armyn mengatakan, KTM juga berfungsi sebagai nilai tambah dari produk yang dihasilkan kawasan transmigrasi. Akan dibangun fasilitas umum seperti, sekolah, rumah sakit, pasar,  kantor pemeritahan, kantor manajemen pengelolaan desa, dan infrastruktur lainnya. “Intinya program KTM merupakan revitalisasi transmigrasi yang mengarah pengembangan kota dan meningkatkan kesejahteraan warga,” tutur Armyn.

Potensi nyata Kampung Labanan saat ini sudah berdirinya sejumlah pabrik crude palm oil (CPO) di wilayah tersebut. Selain itu pemerintah juga mendukungnya sebagai pusat pelabuhan CPO. (bm3)

Sumber : Kaltimpost.co.id